Panci presto atau panci bertekanan sudah populer sejak lama. Nah, kalo alat ini nangkring di dapur anda, maka perbudaklah dia habis-habisan, supaya uang yang sudah dikeluarkan untuk menebusnya bisa terbayar lebih oleh manfaatnya! Ikuti penjelasan singkat dari Lia dan Mbak Ine tentang gimana cara paling asik memperbudak si panci mahal ini -red
Lia:
Awalnya aku bikin cara tim semua, termasuk sop sayurnya aku taruh di panci sendiri kayak di gambar itu. Tapi pikir2 males kebanyakan cucian, kalo bikin masakan berkuah kayak Mbak Ine juga. Tumis langsung di prestonya, jadi gak pake panci terpisah lagi.
So, gambar diatas tuh diedit dikit: sop sayurnya TANPA ditaruh di mangkuk. Langsung aja di prestonya, sebatas garis biru (pokoke sedikit dibawah klakat).
Biar bisa numpuk tiga gitu, yang atas aku pake klakat tambahan (dari dandang kecil ato apa lah… pake loyang juga bisa kok, pokoke datar).
Kenapa macem2 masakan nyampur jadi satu dalam presto TIDAK bercampur aromanya?
Ini ngga hanya berlaku di presto mahal kayak ISA ajah lohh… aku udah buktiin, karena aku pake presto biasa bukan ISA. Penasaran kann..?
Aku pikir ini karena sistem pematangan yang pake tekanan. Masing2 bahan mendapat tekanan penuh sehingga uap yang dihasilkan masing2 bahan hanya sempat untuk mematangkan dirinya sendiri, ngga sempet bergerak untuk mencemari lainnya. Beda dengan sistem kukusan biasa yang uapnya bergerak terus, aroma yang dibawanya jadi nyebar & menular.
Begitu api dimatikan, tekanannya lepas dan rebutan kabur lewat pipa ventilasi. Pipa ventilasi ini didisain benar2 hanya untuk melepas tekanan, BUKAN UAP! Sehingga walo api dah dimatikan uap masing2 bahan tetap duduk di tempatnya masing2 dengan manisnya.
Setelah tekanan hilang dan tutup dibuka, barulah uapnya bergerak menyebar. Tapi kan udah keburu makanannya dikluarin duluan weeeekkk….
Lia
-puasmemperbudakpresto-
Mbak Ine:
penggunaan bahan bakar lebih irit kalau pakai presto, tentu saja, karena waktu masak yang singkat, dan api kecil sekali
saat sudah terjadi tekanan dalam panci. Bandingkan misalnya : bikin ketupat/lontong/bacang pakai panci biasa : 4 jam, dengan api konstan. Pakai presto : 30-40 menit, sebelum berdesis dengan api besar/konstan, setelah berdesis (mungkin butuh waktu 5-10 menit ya, tergantung jumlah air/besar panci) kecilkan apinya, kira-kira 30 menit. Matikan api, jangan langsung di buka, karena prose pemasakan masih berlangsung sampai tekanan dalam panci habis. (katup kalau di sentuh udah nggak berdesis)
Presto emang mahal, kalau udah beli, jangan di eman-eman ya, langsung di perbudak habis2an, biar bisa menarik manfaat dari duit 900 ribu yang dikeluarkan itu:-))
ine
Arisp Blog http://ncc.blogsome.com/
Awalnya aku bikin cara tim semua, termasuk sop sayurnya aku taruh di panci sendiri kayak di gambar itu. Tapi pikir2 males kebanyakan cucian, kalo bikin masakan berkuah kayak Mbak Ine juga. Tumis langsung di prestonya, jadi gak pake panci terpisah lagi.
Biar bisa numpuk tiga gitu, yang atas aku pake klakat tambahan (dari dandang kecil ato apa lah… pake loyang juga bisa kok, pokoke datar).
Kenapa macem2 masakan nyampur jadi satu dalam presto TIDAK bercampur aromanya?
Ini ngga hanya berlaku di presto mahal kayak ISA ajah lohh… aku udah buktiin, karena aku pake presto biasa bukan ISA. Penasaran kann..?
Aku pikir ini karena sistem pematangan yang pake tekanan. Masing2 bahan mendapat tekanan penuh sehingga uap yang dihasilkan masing2 bahan hanya sempat untuk mematangkan dirinya sendiri, ngga sempet bergerak untuk mencemari lainnya. Beda dengan sistem kukusan biasa yang uapnya bergerak terus, aroma yang dibawanya jadi nyebar & menular.
Begitu api dimatikan, tekanannya lepas dan rebutan kabur lewat pipa ventilasi. Pipa ventilasi ini didisain benar2 hanya untuk melepas tekanan, BUKAN UAP! Sehingga walo api dah dimatikan uap masing2 bahan tetap duduk di tempatnya masing2 dengan manisnya.
Setelah tekanan hilang dan tutup dibuka, barulah uapnya bergerak menyebar. Tapi kan udah keburu makanannya dikluarin duluan weeeekkk….
Lia
-puasmemperbudakpresto-
Mbak Ine:
penggunaan bahan bakar lebih irit kalau pakai presto, tentu saja, karena waktu masak yang singkat, dan api kecil sekali
saat sudah terjadi tekanan dalam panci. Bandingkan misalnya : bikin ketupat/lontong/bacang pakai panci biasa : 4 jam, dengan api konstan. Pakai presto : 30-40 menit, sebelum berdesis dengan api besar/konstan, setelah berdesis (mungkin butuh waktu 5-10 menit ya, tergantung jumlah air/besar panci) kecilkan apinya, kira-kira 30 menit. Matikan api, jangan langsung di buka, karena prose pemasakan masih berlangsung sampai tekanan dalam panci habis. (katup kalau di sentuh udah nggak berdesis)
Presto emang mahal, kalau udah beli, jangan di eman-eman ya, langsung di perbudak habis2an, biar bisa menarik manfaat dari duit 900 ribu yang dikeluarkan itu:-))
ine
Arisp Blog http://ncc.blogsome.com/
0 komentar:
Posting Komentar